Jumat, 15 Mei 2015

PEJABAT PEMBEJAT????

Pejabat Kampus: "saya bisa panggil mahasiswa lain untuk menghadapi mahasiswa yg aksi"

#SaveUNJ

Sepuluh hari yg lalu, gedung Rektorat Universitas Negeri Jakarta terlihat begitu ramai. Istana "Kerajaan" universitas itu sedang kebanjiran mahasiswa yg meneriaki dan mengkritik kampus melalui orasi untuk membangunkan raja-raja kampus yg sedang asyik duduk di ruangan ber-AC.

Mereka yg dianggap provokator aksi dan "senga" oleh pihak kampus itu menamakan diri sebagai Aliansi Mahasiswa UNJ. Aliansi yg melakukan protes terhadap mati surinya suara Kampus terhadap kasus pemerkosaan Mahasiswi yg dilakukan oleh Andri Rivelino.

Aksi pun diakhiri dengan penandatanganan MoU yang berisi dua point tuntutan;

1. Menuntut kampus untuk menonaktifkan dan mengajukan pengeluaran Andri Rivelino dari UNJ

2. Meminta kampus untuk melindungi korban di meja hukum.

Dalam ceramah singkatnya, pihak kampus berjanji akan "menyediakan pengacara" untuk mendampingi korban dalam proses hukum. Selain itu, Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan UNJ juga mengapresiasi penuh aksi mahasiswa yg dilakukan pada siang hari itu.

Namun sayang, janji itu omong kosong, komedi omong dan mereka dusta terhadap mahasiswa.

Setelah aksi mahasiswa pada tanggal 6 Mei diakhiri. Ibu Saodah (Ibu korban) dihubungi oleh pihak kampus dan diminta untuk bertemu dgn pihak kampus pada tanggal 7 Mei 2015. Ibu pun segera memenuhi panggilan tersebut dgn harapan anaknya akan dibantu.

Bukannya dukungan yg didapat, ibu saodah justru mendapat intimidasi dari pihak kampus. Wacana pejabat kampus yg berjanji akan menyediakan pengacara untuk korban tidak ditepati.

Lembaga kampus yg seharusnya bertanggung jawab terhadap kasus yg menimpa anak didiknya tsb nyatanya tidak bisa menyediakan pengacara untuk "melindungi" mahasiswi-nya sendiri. Lalu kita bertanya, dimana pertanggungjawaban Rektor dan wakil-wakil-nya terhadap mahasiswa UNJ? Dan dimana letak kedaulatan mahasiswa atas kampusnya sendiri?

Belum lagi SK pemecatan Andri Rivelino dari pihak Rektor yg tak kunjung keluar hingga hari ini/ sepuluh hari setelah MoU itu disepakati oleh pihak kampus dengan mahasiswa.

Kita bersyukur Ibu Saodah berhasil mendorong kampus untuk membentuk "Tim Investigasi" artinya itu salah satu upaya kampus utk menolong korban walaupun tanpa pendampingan pengacara seperti yg pernah mereka janjikan di depan ratusan mahasiswa yg menggelar aksi.

Selain itu, pihak kampus yg katanya mendukung aksi mahasiswa di tanggal 6 Mei 2015 justru malah bicara seperti ini, "saya bisa panggil mahasiswa lain untuk menghadapi mahasiswa yg aksi, kalo mahasiswa lain saya suruh atasin mereka, mereka yg aksi pasti bisa kalah"

Kalian pasti geram mendengar ini. Kita pun kesal dan menyesalkan omongan yg keluar dari mulut pejabat kampus seperti itu. Omongan tersebut tentu tdk mencerminkan status dia sebagai seorang pimpinan kampus. Karena ada upaya "mengadu domba" sesama mahasiswa. Yakni mengajak mahasiswa lain untuk menghabisi mahasiswa yg menggelar aksi.

Namun gerakan akan tetap berlanjut. Melalui doa, harapan dan dukungan ibu korban, Aliansi Mahasiswa UNJ kembali memiliki energi. Kami tidak takut dengan ancaman pihak kampus. Hadapi kami pak, hadapi layaknya laki-laki bukan menggunakan cara-cara banci.

Untuk para Mahasiswa, kasus ini pasti sangat melelahkan. Butuh kesabaran, butuh konsistensi dan keseriusan. Siapa yg menyuarakan keadilan akan terus dihujani hujatan dan ancaman. Temanku bilang jangan takut dan gentar. Ada pesan dari Rendra, "Saya telah menyaksikan/bagaimana keadilan telah dikalahkan/oleh para penguasa dengan gaya yang anggun"

TTD
Aliansi Mahasiswa UNJ

Postingan tulisan ini bisa dilihat melalui:
Twitter @SaveUNJ
Fan Page FB : Save UNJ

Btw bantu sebar ya..

1 komentar:

  1. Sultan Casino - Shootercasino.com
    Sultan Casino - Shootercasino.com 샌즈카지노 All the most popular online casino games and 바카라 사이트 slot machines, including 제왕 카지노 Blackjack, Roulette and Blackjack!

    BalasHapus